15 Januari, 2010

Kisah Muktabar : Wangian Harum Masyithah





BISMILLAH...

kisah kali ini ialah mengenai kemantapan dan keutuhan iman seorang wanita yang sanggup mengorbankan nyawa diri dan anak-anaknya demi mempertahankan kebenaran. semoga kisah ini dapat dijadikan pedoman hidup kita.


Diriwayatkan dari Ibn  Abbas R.A  dia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pada saat malam terjadinya Isra’ saya mencium bau harum, sayapun bertanya, “Ya Jibril, bau harum apakah ini?”

 Jibril menjawab, “Ini adalah bau wangi wanita penyisir rambut putri Fir’aun (Masyithah) dan anak-anaknya.”
Saya bertanya, ”Bagaimana demikian?”
Jibril bercerita, “Ketika dia menyisir rambut putri Fir’aun suatu hari, tiba-tiba sisirnya terjatuh. Dia mengambilnya dengan membaca ”Bismillah (dengan nama Allah).”


Putri Fir’aun berkata, “Eh, dengan nama bapaku?”
Masyithah berkata, “Bukan, Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu begitu juga Tuhan bapakmu.”

Putri Fir’aun bertanya, “Kalau begitu, adakah Tuhan kamu selain ayahku?
Wanita tukang sisir itu menjawab, “Ya.”
Anak putri Fir'aun berkata, 'Akan aku laporkan pada ayahku.'
Wanita tukang sisir menjawab, 'Silakan!'


Putri Fir’aun kemudian melaporkan kepada bapaknya, dan Fir’aun pun kemudian memanggil Masyithah.

Fir’aun bertanya, “Ya Masyithah, apakah kamu mempunyai tuhan selain aku?”
Masyithah menjawab, “Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.”

Kemudian Fir'aun memerintahkan untuk mempersiapkan periuk besar dari tembaga untuk dipanaskan. Satu persatu anak wanita tukang sisir itu kemudian dilemparkan ke dalam periuk yang mendidih.

Beberapa saat kemudian, Masyithah berkata kepada Fir’aun, “Saya mempunyai satu permohonan.”
Fir’aun menjawab, “Katakanlah.”
Masyithah berkata, “Saya ingin engkau mengumpulkan tulang-tulangku dan tulang-tulang anakku dalam satu bekas untuk  dikuburkan.”
Fir’aun menjawab, “Akan aku penuhi permintaanmu.”

Lalu satu demi satu anaknya dilemparkan ke dalam periuk mendidih itu di depan matanya, sampai akhirnya tinggal seorang bayi yang masih menyusu. Pada saat itu wanita tukang sisir nampak ragu-ragu.

Si bayi di atas dukungan Masyithah, atas izin Allah tiba-tiba berbicara, “Terjunlah Ibu! terjunlah, adzab dunia lebih ringan daripada adzab Akhirat.” Mendengar anaknya berbicara si ibupun langsung terjun bersama bayinya.

Demikianlah sebuah kisah yang tercantum dalam Musnad Imam Ahmad, 4/291-295 dan juga tercantum dalam Majma’uz Zawa’id, 1/65. Anisul Jalabi II, Ali Al-Hazza’. Kisah dari seorang wanita bernama Mashithah yang menjadi penerang kegelapan istana Fir’aun. Dia mempertahankan kebenaran, walaupun diri dan anak-anaknya diragut nyawa. Itulah hebatnya IMAN.

PENGAJARAN

1. Anjuran untuk tetap sabar dan teguh ketika muncul fitnah.

2. Balasan itu sesuai dengan jenis amal yang dikerjakan.

3. Orang yang sabar dalam memegang teguh agama dan tidak takut dicela orang niscaya memperoleh pahala dan ganjaran yang sangat besar, sebagaimana firman Allah dalam QS: Az-Zumar:
" Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas."

4. Seorang muslim diperbolehkan mengajukan permintaan yang mengandung kebaikan sekalipun kepada thaghut, sebagaimana kisah ini. Wanita tukang sisir anak gadis Fir'aun meminta agar tulang tubuhnya dan anak-anaknya dikubur menjadi satu.

5. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberi jalan keluar untuk para waliNya dari musibah atau bencana yang menimpa.

6. Ketetapan karamah Allah yang diberikan bagi orang shalih dan shalihah.

7. Karamah adalah perkara yang  luar biasa yang dikurniakan kepada wali Allah SWT.


WALLAHU TA’ALA A’LAM



2 comments:

abuaqil berkata...

Ya Allah jadikanlah imanku semantap iman hambaMu ini...amin

Qurratunnur berkata...

Ya Allah.. betapa hinanya diri klu nak dibandingkan pengorbanan diri ini cengan pengorbanan masyitah.. Ya Allah.. Mantopkanlah Keimananku Ya Allah

Catat Ulasan

Related Posts with Thumbnails
 
Share