05 Februari, 2011

Kagum Pada Ajaran Islam, Profesor Yahudi Bersyahadat




Khadija ialah nama yang digunakannya setelah masuk Islam. Ia seorang profesor keturunan Yahudi yang menemukan cahaya Islam setelah menyaksikan kematian seorang sutradara bernama Tony Richardson akibat penyakit AIDS. Khadija mengagumi Richardson sebagai sutradara filem yang profesional, bijak dan diakui kalangan seniman antarabangsa.

Kehidupan Richardson sebagai homoseks menularkannya penyakit AIDS yang mematikan. Dari situlah Khadija mulai memikirkan gaya hidup masyarakat Barat dan masyarakat Amerika terutama dalam masalah moralitas. Khadija pun mulai melirik ajaran Islam.

Khadija memulainya dengan mempelajari sejarah Islam. Sebagai seorang Yahudi, ia masih mengingat sejarah nenek moyangnya, Yahudi Sepanyol yang hidup di tengah masyarakat Muslim dan terusir pada masa inkuisisi pada tahun 1942. Khadija mempelajari bagaimana kekhalifahan Turki Ustmani memperlakukan para pengungsi Yahudi dengan cara yang manusiawi pada masa pengusiran orang-orang Yahudi dari daratan Eropa.
"Allah membimbing saya dalam belajar dan saya belajar Islam dari banyak tokoh seperti Imam Siddiqi dari South Bay Islamic Association, Hussein Rahima dan kakak angkat saya, Maria Abidin, seorang muslim orang Amerika asli dan bekerja sebagai penulis di majalah SBIA, IQRA," kata Khadija berkongsi ceritanya sebelum menjadi seorang muslim.
Saat melakukan kajian tentang Islam, Khadija mewawancara seorang pemilik toko daging halal di San Francisco. Di toko itu ia bertemu dengan seorang pembeli, perempuan berjilbab yang kemudian sangat mempengaruhinya dalam memahami ajaran Islam. Khadija terkesan dengan perilaku perempuan itu yang lembut dan ramah, apalagi perempuan berjilbab itu ternyata menguasai empat bahasa asing.
"Kecerdasannya, membuat saya merasa terbebas dari sikap arogan dan memberikan kesan mendalam di masa-masa awal saya mempelajari bagaimana Islam dapat mempengaruhi perilaku manusia," ujar Khadija.
"kajian yang saya lakukan membuat saya tahu lebih banyak tentang Islam dari sekadar sekumpulan fakta, bahwa Islam adalah agama yang hidup. Saya belajar bagaimana kaum Muslimin memperlakukan diri mereka sendiri dengan penuh martabat dan kebaikan sehingga dapat mengangkat mereka dari kekerasan dan perbudakan di Amerika ..."
"Saya belajar bahawa lelaki dan perempuan Muslim boleh saling mendukung keberadaan masing-masing, tanpa harus merosak keduanya secara verbal maupun fisik. Saya juga belajar bahwa busana yang pantas menunjukkan semangat spiritualitas dan mengangkat darjat mereka sebagai manusia," papar Khadija.
Kondisi itu sangat berbeda dengan apa yang dialami Khadija selama ini, sebagai perempuan yang hidup di tengah budaya masyarakat Amerika. Seperti perempuan Amerika pada umumnya, ia ibarat hidup di tengah perbudakan seksual. Sejak usia dini, Khadija belajar bahwa masyarakat AS pada umumnya menilai manusia semata-mata dari penampilan luarnya saja sehingga banyak remaja, baik perempuan maupun laki-laki yang putus asa kerana merasa tidak diterima oleh teman sebayanya.
Setelah mengetahui lebih banyak tentang Islam dan bergaul dengan beberapa muslim Amerika, Khadija makin mencintai dan menghormati Islam. "Saya mendukung dan mengagumi Islam kerana Islam memberikan hak yang sama dalam masalah pendidikan untuk lelaki dan perempuan, menghormati hak laki-laki dan perempuan dalam masyarakat dan ajaran tentang cara berbusana yang pantas serta aturan Islam tentang perkawinan," tukas Khadija.
"Islam mengajarkan untuk menghargai diri kita sendiri sebagai makhluk ciptaanNya yang dianugerahi kemampuan untuk bertanggung jawab dalam hubungan kita dengan orang lain. melalui salat dan zakat, serta komitmen keimanan dan pendidikan, jika kita mengikuti jalan Islam, kita memiliki kesempatan untuk mendidik anak-anak yang akan terbebas dari ancaman kekerasan dan eksploitasi," sambungnya.
Dalam perjalanannya memeluk Islam, Khadija aktif di organisasi AMILA (American Muslims Intent on Learning and Activism) dan ikut mengelola situs organisasi itu. Khadija dengan jujur mengakui bahwa komuniti Muslim adalah komuniti yang mengagumkan. "Islam memberi petunjuk pada kita agar terhindar dari api neraka," kata Khadija.
Khadija pun bertekad bulat untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan menjadi seorang muslim. "Sang Pencipta dikenal dengan banyak nama. Rahmat-Nya kita rasakan dan kehadiran-Nya dimanifestasikan dengan cinta, toleransi dan kasih sayang yang hadir di tengah kehidupan masyarakat," tanbah Khadija. (ln/oi)

0 comments:

Catat Ulasan

Related Posts with Thumbnails
 
Share