30 Ogos, 2010

Manfaatkan Keutamaan Malam al-Qadr




Sungguh pantas masa berlalu. kita telah berada pada satu pertiga akhir Ramadan. Ini menandakan Ramadan akan meninggalkan kita tidak lama lagi. Kemuncak Ramadan ialah pada 10 hari terakhir di mana di dalamnya terdapat malam al-Qadr. Satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan. Oleh itu mari kita sama-sama memanfaatkannya kerana Ramadan tahun depan belum pasti menemui kita.


Berikut beberapa perkara mesti diketahui oleh kita semua agar kita ‘ghairah’ dan bersungguh-sungguh untuk memburu kelebihan malam tersebut.

1. Keutamaan Malam  al-Qadr

Kemuliaannya dinyatakan dalam al-Quran bahawasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan, Allah berfirman:

"Sesungguhnya Kami menurunkan Al Qur'an pada malam  al-Qadr, tahukah engkau apakah malam  al-Qadr itu? Malam  al-Qadr itu lebih baik dari seribu bulan, Pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Rabb mereka (untuk membawa) segala urusan, Selamatlah malam itu hingga terbit fajar." (Al Qadar : 1-5)



Dan pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah:

"Sesungguhnya Kami menurunkan pada suatu malam yang diberkati dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Ad Dukhan : 3 - 6)

2. WAKTU LAILATUL QADR


Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bahwa malam tersebut terjadi pada tanggal malam 21, 23, 25, 27, 29 dan akhir malam bulan Ramadhan.


Imam Syafi'i berkata, "Menurut pemahamanku, wallahu a'lam, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau, 'Apakah kami mencarinya di malam ini?' Beliau menjawab, 'Carilah di malam tersebut.'"  


Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam  al-Qadr itu pada malam 10 terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'anha, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda:


"Carilah malam  al-Qadr di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan."   (Bukhari (4/225) dan Muslim (1169))


Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, kerana riwayat dari Ibnu Umar, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka janganlah sampai terluput tujuh hari sisanya."   (HR. Bukhari (4/221) dan Muslim (1165))


"Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh hari terakhir."


Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasalam keluar pada malam  al-Qadr, ada dua orang sahabat berdebat, beliau bersabda:

"Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam  al-Qadr, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak mampu lagi diketahui bilanya, mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29, 27, 25 (dan dalam riwayat lain, tujuh, sembilan dan lima)."  (HR. Bukhari (4/232))


Telah banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa amalan  al-Qadr itu pada sepuluh hari terakhir, yang lainnya menegaskan dimalam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum, sedang hadits kedua adalah khusus, maka riwayat yang khusus lebih diutamakan daripada yang umum. Dan telah banyak hadits yang lebih menerangkan bahwa malam  al-Qadr itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan.


Kesimpulannya, jika seorang muslim mencari malam  al-Qadr carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir, 21, 23, 25, 27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari pada sepuluh hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25, 27 dan 29. Wallahu a'lam.

3. Bagaimana Mencari Malam  al-Qadr

Sesungguhnya malam yang diberkati ini barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh kerana itu dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam  al-Qadr dengan penuh keimanan dan pengharapan pahala-Nya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Barangsiapa berdiri (shalat) pada malam  al-Qadr dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari (4/217) dan Muslim (759))
Disunnahkan untuk memperbanyak do'a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Sayyidah 'Aisyah Radhiyallahu 'anha bahwa dia bertanya, "Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku tahu bila malam  al-Qadr (terjadi), apa yang harus aku ucapkan?" Beliau menjawab"

اللَهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

"Ucapkanlah, Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan Mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku."  (HR. Tirmidzi (3760), Ibnu Majah (3850) dari 'Aisyah, sanadnya shahih)

Amalan Rasulullah saw

Sebaiknya kita hendaklah tingkatkan ibadat kita pada 10 malam yang terakhir ini sebagai mencontohi amalan sunnah Rasulullah saw.

Dari 'Aisyah Radhiyallahu 'anha:

"Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengikat kainnya untuk menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya."  (HR. Bukhari (4/233) dan Muslim (1174))

Juga dari 'Aisyah, dia berkata:

"Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir) yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya."  (Muslim (1174))

4. TANDA-TANDA LAILATUL QADR

Ketahuilah hamba yang taat -mudah-mudahan Allah menguatkanmu dengan ruh dari-Nya dan membantu dengan pertolongan-Nya- sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menggambarkan paginya malam  al-Qadr agar seorang muslim mengetahuinya.

Dari 'Ubai Radhiyallahu 'anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Pagi hari malam  al-Qadr, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi."  (Muslim (762))

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu ia berkata, kami menyebutkan malam  al-Qadr di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau bersabda:

"Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah."   (Muslim (1170 /Perkataan, syiqi jafnah, syiq artinya setengah, jafnah artinya bejana. Al Qadhi 'Iyadh berkata, "Dalam hadits ini ada isyarat bahwa malam  al-Qadr hanya terjadi di akhir bulan, kerana bulan tidak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di akhir-akhir bulan.")

Dan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"(Malam)  al-Qadr adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah- merahan."   (thayalisi (394), ibnu khuzaimah (3/231), bazzar (1/486), sanadnya hasan)

sumber :shifati shaumin nabiyyi shallallahu 'alaihi wa sallam fii ramadhan

Oleh : Syaikh Salim bin 'Id Al-Hilaaly
Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid

0 comments:

Catat Ulasan

Related Posts with Thumbnails
 
Share