31 Julai, 2010

Berlindunglah Dijemput Maut Dengan Kesudahan Yang Buruk




Dari Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah saw bersabda yang bermaksud:

"Sesungguhnya ada salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya hanya tinggal satu hasta, tapi (catatan) takdir mendahuluinya lalu dia beramal dengan amalan ahli neraka, lantas ia memasukinya. Dan sesungguhnya ada salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal satu hasta, tapi (catatan) takdir mendahuluinya, lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, lantas ia memasukinya."
( Imam al-Bukhari dan Muslim)

Dari Sahl bin Sa`ad as Saa`id r.a bahwa Nabi saw bersabda :
Ertinya : “Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengamalkan amalan ahli surga sebagaimana dilihat oleh manusia, padahal dia salah seorang dari penghuni neraka, dan seorang hamba mengerjakan amalan penghuni neraka sebagaimana yang disaksikan oleh manusia, padahal dia salah seorang penghuni surga, sesungguhnya amalan tersebut dinilai dikala penutupnya”.( Imam al-Bukhari dan Muslim)


Setiap mukmin pasti gementar hati bila membaca hadis di atas. Seseorang yang semasa hidupnya beramal dengan amalan yang soleh belum boleh dicop bahawa dia adalah ahli syurga. Begitu juga seseorang semasa hidupnya hidup dalam dosa dan maksiat tidak boleh sekali-kali dicop sebagai ahli neraka. Kerana penutup kehidupan seseorang itu yang akan diambil kira.

Oleh kerana itu, orang-orang salih sangat bimbang dengan kesudahan yang buruk menimpa dirinya. Seorang sahabat bernama Abu Darda` berkata: “Tidak seorangpun merasa aman atas tidak dicabutnya keimanannya ketika kematian, kecuali akan dicabut dari dirinya.
Tatkala kematian mendatangi Imam Sufyan ats Tsauriy rahimahullahu Ta`ala mulailah beliau menangis, maka berkata salah seorang yang hadir kepada beliau : “Wahai Abu `Abdillah apakah dikarenakan banyaknya dosa tangisan ini?” Maka beliau menjawab : “Tidak, akan tetapi saya khawatir akan dicabutnya keimanan ini sebelum kematian”

Berkata Ibnu Rajab : “Sesungguhnya su’ul khatimah adalah merupakan sesuatu yang tersembunyi bagi seorang hamba, yang tidak akan bisa dilihat oleh manusia. Kadang-kadang dari sisi bentuk amalan yang jelek dan semisalnya. Maka sifat yang tersembunyi tersebut yang akan menyebabkan terjadinya su’ul khatimah ketika kematian, dan demikian juga kadang-kadang seorang lelaki mengamalkan amalan ahli naar (penduduk neraka), namun dibatinnya terdapat sifat tersembunyi dari sifat-sifat kebajikan, lalu dominan atasnya sifat yang baik itu sampai akhir hayatnya, maka diwajibkan atasnya husnul khatimah”.[9]

Sesungguhnya sebagian ahli ilmu telah menyebutkan beberapa sebab dari su’ul khatimah :

Pertama : Menangguh-nangguhkan bertaubat serta bermudah-mudah dalam mengerjakan hal-hal yang wajib.

Kedua : Mencintai maksiat. Sesungguhnya seorang manusia apabila dia terus-menerus dalam maksiat dan tidak bersegera  untuk bertaubat dari padanya, maka hatinya akan mengikatkan dia dengan maksiat tersebut sampai maksiat itu menguasai pemikirannya menjelang akhir-akhir dari kehidupannya, lalu dia meninggal di atas maksiat dan dibangkitkan di atasnya.

Dari Jabir bin `Abdillah radhiallahu `anhu bahwa Nabi Shollallahu  `alaihi wa Salla bersabda :
“Setiap hamba akan dibangkitkan di atas apa dia mati padanya”.( Imam Muslim)

Berkata Ibnu Katsir : “Dosa-dosa dan maksiat serta syahwat akan menghancurkan pelakunya disaat menjelang kematiannya, disusuli dengan penyesatan syaitan terhadapnya, maka terkumpullah atasnya tipu daya syaitan dan lemahnya iman, lalu terjatuhlah dia dalam su’ul khatimah”.

Berkata al Imam Ibnu Qudamah rahimahullahu Ta`ala : “Apabila kamu mengetahui arti dari su’ul khatimah maka hati-hatilah kamu dari sebab-sebabnya, dan persiapkanlah apa yang bisa memperbaikinya, jauhilah sifat menunda-nunda dengan selalu mempersiapkan diri. Sesungguhnya umur ini pendek dan setiap jiwa dari jiwa-jiwa engkau tergantung dengan akhir dari kehidupan kamu. Kerana mungkin saja dicabut padanya ruh engkau, sedangkan manusia akan mati atas apa yang dia hidup atasnya, dan akan dibangkitkan atas apa yang dia mati atasnya”.

USAHA-USAHA KITA

1. Melazimi diri dengan takwa dan mentaati Allah

2. Menjauhi sebarang dosa dan maksiat

3. Melazimi dan segera bertaubat bila melakukan dosa

4. Sentiasa berbaik sangka dengan Allah terhadap semua takdir yang menimpa

5. Sentiasa berdoa agar dicabut roh dalam iman dan husnul khatimah

Semoga kehidupan kita berakhir dengan husnul khatimah, dalam iman, takwa dan dalam keadaan mentaati Allah SWT.

0 comments:

Catat Ulasan

Related Posts with Thumbnails
 
Share