05 Mac, 2010

Kisah Muktabar : Tiga Pemuda Yang Terperangkap di Dalam Gua.



Ketika tiga orang pemuda sedang bepergian, mereka tertahan oleh hujan dan mereka berlindung di dalam sebuah gua pada sebuah gunung. Sebongkah besar batu jatuh dari gunung melewati mulut gua tersebut dan menutupnya. Mereka berkata satu sama lain, 'Fikirkanlah perbuatan baik yang pernah engkau lakukan di jalan Allah, dan berdoalah kepada Allah dengan menyertakan perbuatan-perbuatan itu sehingga Allah akan membebaskanmu dari kesulitan yang kau hadapi.'
  Salah satu di antara mereka berkata, 'Ya Allah! Aku memiliki kedua orang tua yang telah lanjut usia, dan aku memiliki anak-anak yang masih kecil yang aku telah memberikan susu yang aku miliki kepada kedua orang tuaku terlebih dulu sebelum memberikannya kepada anak-anakku. Suatu hari, aku pergi jauh untuk mencari tempat merumput (bagi ternakan), dan tidak kembali ke rumah hingga larut malam dan menemukan kedua orang tuaku sedang tidur.
 Aku mengisi persediaan makanan dengan susu seperti biasanya dan membawa bejana susu tersebut serta meletakkannya di atas kepala mereka, dan aku tidak ingin membangunkan mereka dari tidurnya, dan aku pun tidak ingin memberikan susu tersebut kepada anak-anakku sebelum orang tuaku, walaupun anak-anakku sedang menangis (kelaparan) di bawah kakiku. Maka keadaanku dan mereka tersebut berterusan sampai ke pagi. (Ya Allah!) Apabila Engkau menganggapnya sebagai perbuatan yang ku lakukan semata-mata hanya karena Engkau, maka tolonglah bukakan sebuah lubang agar kami dapat melihat langit.' Maka Allah membukakan untuk mereka sebuah lubang yang dengannya mereka dapat melihat langit.

Kemudian pemuda yang kedua berkata, 'Ya Allah! Aku memiliki seorang saudara sepupu yang aku cintai seperti halnya gairah seorang pemuda mencintai seorang wanita. Aku telah mencuba merayunya tetapi ia menolak hingga aku membayarnya sebanyak seratus dinar. Maka aku pun bekerja keras sampai dapat mengumpulkan seratus dinar dan aku pergi menemuinya dengan uang itu.
 Namun ketika aku duduk di antara kedua kakinya (untuk melakukan hubungan seksual dengannya), ia berkata: Wahai hamba Allah! Takutlah kepada Allah! Jangan merosakanku kecuali dengan cara yang sah (dengan perkawinan)! Maka aku pun meninggalkannya. Ya Allah! Apabila Engkau menganggapnya sebagai perbuatan yang kulakukan demi Engkau semata, maka biarkanlah batu tersebut bergerak sedikit lagi untuk mendapatkan lubang yang lebih besar.' Maka Allah bukakanlah batu tersebut untuk menjadi lubang yang lebih besar.

Dan pemuda yang terakhir (ketiga) berkata, ‘Ya Allah! Aku mengupah seorang budak dengan upah sebanding dengan satu Faraq beras, dan ketika ia telah selesai dengan tugasnya, ia meminta upah, tetapi ketika aku memberikan upah kepadanya, ia menyerah dan menolak untuk menerimanya. Kemudian aku tetap memberikan beras tersebut kepadanya (beberapa kali) hingga aku dapat membeli dengan harga hasil produksi, beberapa ekor sapi dan gembalanya. Setelah itu, budak tersebut datang kepadaku dan berkata: (Wahai hamba Allah!) Takutlah kepada Allah, dan jangan berbuat tidak adil kepadaku dan berikanlah upahku. Aku berkata (padanya): Pergilah dan ambillah sapi-sapi itu beserta gembalanya. Maka ia pun mengambilnya dan pergi. (Maka, Ya Allah!) Apabila Engkau menganggapnya sebagai perbuatan yang kulakukan semata-mata demi Engkau, maka bukakanlah  batu tersebut.’ Maka kemudian Allah membebaskan mereka (dari kesulitannya) dan batu tersebut telah berpindah seluruhnya dari mulut gua tersebut. ( Hadis Sahih Riwayat Imam al-Bukhari )
Pengajaran :
 1. Bertawassul  semasa berdoa dengan menyebut amal-amal soleh yang telah dilakukan  merupakan salah satu faktor doa  diterima.
2. utamakanlah kedua orang tua dlama segala hal untuk mencapai keredaan Allah SWT.
3. Seorang majikan yang adil akan mendapat rahmat Allah.
4. Hindarilah perbuatan yang boleh membawa kepada zina dengan memilih jalan yang halal iaitu perkahwinan.

0 comments:

Catat Ulasan

Related Posts with Thumbnails
 
Share