06 September, 2010

Perbincangan mengenai Zakat Fitrah



Hikmah zakat fitrah

Dari Ibnu 'Abbas radliyallah 'anhu, ia berkata:

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mewajibkan zakat fitrah sebagai penyucian bagi orang yang berpuasa dari perkataan yang tak berguna dan kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Maka barangsiapa yang mengeluarkannya sebelum shalat 'Ied, maka ia zakat yang diterima. Dan barangsiapa yang mengeluarkannya sesudah shalat, maka ia menjadi sedekah biasa." (HR. Ibnu Majah dan Abu Dawud).

Siapa diwajibkan membayar zakat fitrah ?

Zakat fitrah diwajibkan ke atas orang islam yang merdeka, yang memiliki kelebihan dari bahan makanan pokok untuk diri dan keluarganya selama sehari semalam, maka wajib baginya mengeluarkan zakat untuk dirinya dan untuk orang-orang yang dibawah tanggungjawabnya, seperti isteri, anak.

 Sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Umar radliyallahu 'anhuma, ia berkata:

 "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk mengeluarkan zakat fitrah dari anak kecil dan dewasa, orang merdeka, dan budak yang kalian beri nafkah." (HR. ad-Daruquthni dan al-Baihaqi, hadits shahih terdapat dalam Irwaul Ghalil no. 835).

Ukuran zakat fitrah

Setiap orang wajib mengeluarkan setengah sha' dari gandum, atau satu sha' dari kurma, kismis, keju, beras, jagung, sagu, atau bahan makanan pokok lain yang semisal dengan yang tadi.

Dalil yang menjadi dasar wajibnya mengeluarkan setengah sha' dari qamh (gandum), riwayat dari Urwah bin Zubairradliyallah 'anhu, bahwasanya Asma' binti Abi Bakarradliyallah 'anhuma mengeluarkan zakat pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk keluarganya, baik yang merdeka maupun budak, sebanyak dua mud hinthah (gandum) atau satu sha' kurma dengan ukuran sha' dan mud yang biasa mereka gunakan pada masa itu." (ath-Thahawi).

Sedangkan dalil yang menunjukkan wajibnya mengeluarkan satu sha' dari bahan makanan selain qamh (gandum) adalah hadits Abu Sa'id al-Khudri, ia berkata, "kami selalu mengeluarkan zakat fitrah sebanyak satu sha' makanan atau satu sha' sya'ir atau satu sha' kurma atau satu sha' keju atau satu sha' kismis." (Muttafaq 'Alaih)

Majoriti ulama melarang mengeluarkan harga dari zakat fitrah tersebut. Sedangkan Abu Hanifah rahimahullah membolehkan hal ini. Masalah ini disebutkan oleh Imam an-Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim (VII/60).

Bilakah waktu untuk membayarnya?

Diriwayatkan dari Ibnu Umar radliyallah 'anhuma dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar (zakat fitrah) dikeluarkan sebelum orang-orang keluar menunaikan shalat ('Iedul Fitri)." (Muttafaq 'Alaih).

Boleh juga menyerahkannya kepada amil zakat lebih cepat sehari atau dua hari dari hari 'Iedul Fitri. Diriwayatkan dari Nafi', ia berkata, "Ibnu Umar radliyallah 'anhumamenyerahkan zakat fitrah kepada amil zakat, kemudian mereka membahagikannya sehari atau dua hari sebelum hari 'Iedul Fitri." (Shahih Bukhari).

Dan diharamkan menunda-nundanya hingga setelah shalat tanpa alasan yang jelas. Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbasradliyallah 'anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perkataan yang tak berguna dan kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Maka barangsiapa yang mengeluarkannya sebelum shalat 'Ied, maka ia zakat yang diterima. Dan barangsiapa yang mengeluarkannya sesudah shalat, maka ia menjadi sedekah biasa." (HR. Ibnu Majah dan Abu Dawud)

siapakah yang berhak menerimanya?

Zakat fitrah tidak boleh diberikan kecuali kepada orang miskin, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hadits Ibnu Abbas, "dan zakat fitrah sebagai makanan bagi orang-orang miskin." (HR. Ibnu Majah dan Abu Dawud)

0 comments:

Catat Ulasan

Related Posts with Thumbnails
 
Share