Dalam mengerjakan sesuatu amalan kita hendaklah memastikan amalan yang dilakukan itu diterima oleh Allah. Antara usaha-usaha yang perlu dititikberatkan agar setiap penat lelah yang kita lakukan tidak sia-sia di akhirat kelak ialah :
- Do’a. Berdo’alah agar setiap amalan ikhlas kerana Allah. Sebagai manusia kita amat sukar untuk terlepas dari perasaan riya’, bangga diri dan suka dipuji. Khalifah besar seperti Umar Ibnul Khattab radhiyallahu’anhum yang merupakan shahabat Rasul dan sudah dijanjikan surga kepadanya pun masih saja berdoa agar ikhlas dalam beramal. “Ya Allah jadikanlah amalku shalih semuanya dan jadikanlah ia ikhlas karena-Mu dan janganlah Engkau jadikan untuk seseorang dari amal itu sedikitpun.”
- Menyembunyikan amal. Sembunyikan amal soleh yang kita lakukan sepertimana kita menyembunyikan keburukan, seperti perkataan Bisyr Ibnul Harits berkata, “Jangan kau beramal supaya dikenang. Sembunyikanlah kebaikanmu seperti kamu menyembunyikan kejahatanmu.”
- Memperhatikan amalan mereka yang lebih baik. Bacalah biografi-biografi dari para shahabat, tabi’in serta orang-orang terdahulu, sebagai suri teladan dalam beramal. Kerana hidup di pada zaman sekarang amalan orang ramai bercampur dengan bida’ah.
- Memandang remeh apa yang telah diamalkan. Kadang-kadang manusia terpedaya dengan godaan syaitan, iaitu melakukan sedikit amal dan merasa kagum dengan amalan yang sedikit tersebut. Dan akibatnya boleh terbatal amalannya. Satu amal kebaikan boleh memasukkan manusia ke neraka. Seperti perkataan Sa’d bin Jubair, “Ada seseorang yang masuk surga karena dosa yang dilakukannya dan ada yang masuk neraka kerana satu kebaikan yang dilakukannya. Seseorang yang melakukan maksiat setelah itu ia takut dan cemas terhadap siksa Allah kerana dosanya, kemudian menghadap Allah dan Allah mengampuninya kerana rasa takutnya kepada-Nya dan seseorang berbuat suatu kebaikan lalu ia sentiasa mengaguminya kemudian ia pun menghadap Allah dengan sikapnya itu maka Allah pun mencampakkannya ke dalam neraka.
- Khawatir sekiranya amalan tidak diterima. Lebih baik menganggap remeh amal yang telah diperbuat agar dapat menjaga hati ini dari rasa kagum terhadap amal yang telah diperbuat.
- Tidak terpengaruh dengan ucapan orang. Orang yang mendapat taufik adalah orang yang tidak terpengaruh dengan pujian orang. Ibnul Jauzy (Shaidul Khaathir) berkata, “Bersikap acuh terhadap orang lain serta menghapus pengaruh dari hati mereka dengan tetap beramal shaleh disertai niat yang ikhlas dengan berusaha untuk menutup adalah sebab utama yang mengangkat kedudukan orang-orang yang mulia.”
- Senantiasa ingat bahwa surga dan neraka bukan milik manusia. Manusia tidak dapat memberikan manfaat mahupun menimpakan bencana kepada manusia, begitu pula manusia bukanlah pemilik surga maupun neraka. Manusia tidak mampu memasukkan manusia lain ke surga dan mengeluarkan manusia lain keluar dari neraka,lantas untuk apa kita beramal demi manusia, agar mendapat pujian atau sanjungan orang ramai.
- Ingatlah bahwa Anda akan berada dalam kubur sendirian. Jiwa akan menjadi lebih baik tatkala ingat tempat ia kembali. Bahwa ia akan beralaskan tanah dikuburnya sendiri, tak ada yang menemani, ingat bahwa manusia tidak dapat meringankan siksa kuburnya, seluruh urusannya berada ditangan Allah. Ketika itulah ia yakin bahwa tidak ada yang dapat menyelamatkannya kecuali dengan mengikhlaskan seluruh amalnya hanya kepada Allah Yang Maha Pencipta semata.
Semoga kita sentiasa diberikan petunjuk dan bimbingan oleh Allah untuk mengamalkan ilmu dengan disertai keikhlasan serta mengamalkannya. Ingatlah bahwa hanya Allah yang dapat membolak-balikkan hati hamba-Nya.
Disunting dari sumber
0 comments:
Catat Ulasan