01 September, 2010

Ciri-ciri Malam al-Qadar



Dinamakan malam al-qadar kerana pada malam itu malaikat diperintahkan oleh Allah swt untuk menuliskan ketetapan tentang kebaikan, rezeki dan keberkatan pada tahun di tahun ini, sebagaimana firman Allah swt :
Artinya : ”Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkati[1369] dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi kami. Sesungguhnya kami adalah yang mengutus rasul-rasul.” (QS. Ad Dukhan : 3 – 5)
Al Qurthubi mengatakan bahwa pada malam itu para malaikat turun dari setiap langit dan dari sidratul muntaha ke bumi dan mengaminkan doa-doa yang diucapkan manusia hingga terbit fajar. Para malaikat dan jibril as turun dengan membawa rahmat atas perintah Allah swt juga membawa setiap urusan yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah di tahun itu hingga yang akan datang. Malam al-qadar adalah malam kesejahteraan dan kebaikan seluruhnya tanpa ada keburukan hingga terbit fajar, sebagaimana firman-Nya :

Artinya : ”Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadr : 4 – 5)
Antara hadis-hadis yang menceritakan tentang tanda-tanda malam al-qadar adalah :
1. Sabda Rasulullah saw,”Malam al-qadar adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak dingin, matahari pada hari itu bersinar kemerahan lemah.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah yang dishahihkan oleh al-Albani)
2. Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya aku diperlihatkan malam al-qadar lalu aku dilupakan, ia ada di sepuluh malam terakhir. Malam itu cerah, tidak panas dan tidak dingin bagaikan bulan menyingkap bintang-bintang. Tidaklah keluar syaitannya hingga terbit fajarnya.” (HR. Ibnu Hibban)
3. Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya para malaikat pada malam itu lebih banyak turun ke bumi daripada jumlah pasir-pasir.” (HR. Ibnu Khuzaimah yang sanadnya dihasankan oleh al-Albani)
4. Rasulullah saw berabda,”Tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya cerah tanpa sinar.” (HR. Muslim)
Berkaitan dengan berbagai tanda-tanda Malam al-qadar yang disebutkan beberapa hadis, Syeikh Yusuf al Qaradhawi mengatakan,”Semua tanda tersebut tidak dapat memberikan keyakinan tentangnya dan tidak dapat memberikan keyakinan yakni bila tanda-tanda itu tidak ada berarti Malam al-qadar tidak terjadi malam itu, kerana malam al-qadar terjadi di negeri-negeri yang iklim, musim, dan cuacanya berbeza-beza. Boleh jadi ada diantara negeri-negeri muslim dengan keadaan yang tak pernah putus-putusnya turun hujan, padahal penduduk di daerah lain justru melaksanakan shalat istisqa’. Negeri-negeri itu berbeza dalam hal panas dan dingin, muncul dan tenggelamnya matahari, juga kuat dan lemahnya sinarnya. Kerana itu sangat tidak mungkin bila tanda-tanda itu sama di seluruh belahan bumi ini. (Fiqih Puasa hal 177 – 178)
Perbezaan Waktu Antara Negara

Malam al-qadar merupakan rahsia Allah swt. Untuk itu dianjurkan agar setiap muslim mencarinya di sepuluh malam terakhir, sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Carilah dia (malam al-qadar) pada sepuluh malam terakhir di malam-malam ganjil.” (HR. Imam al-Bukhari dan Muslim).
Dari Abu Said bahawa Nabi saw menemui mereka pada pagi kedua puluh, lalu beliau berkhutbah. Dalam khutbahnya beliau saw bersabda,”Sungguh aku diperlihatkan Malam al-qadar, kemudian aku dilupakan— atau lupa —maka carilah ia di sepuluh malam terakhir, pada malam-malam ganjil.” (Muttafaq Alaihi)
Pencarian lebih ditekankan pada tujuh malam terakhir bulan Ramadan sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar bahwa beberapa orang dari sahabat Rasulullah saw bermimpi tentang Malam al-qadar di tujuh malam terakhir. Menanggapi mimpi itu, Rasulullah saw bersabda,”Aku melihat mimpi kalian bertemu pada tujuh malam terakhir. Kerana itu barangsiapa hendak mencarinya maka hendaklah ia mencari pada tujuh malam terakhir.”
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw bersabda,”Carilah ia di sepuluh malam terakhir. Jika salah seorang kalian lemah atau tdak mampu maka janganlah ia dikalahkan di tujuh malam terakhir.” (HR. Muslim, Ahmad dan Ath Thayalisi)
Malam-malam ganjil yang dimaksud dalam hadis diatas adalah malam ke- 21, 23, 25, 27 dan 29. Bila masuknya Ramadan berbeda-beda dari berbagai negara—sebagaimana sering kita saksikan—maka malam-malam ganjil di beberapa negara menjadi melam-malam genap di sebagian negara lainnya sehingga untuk lebih berhati-hati maka carilah Malam al-qadar di setiap malam pada sepuluh malam terakhir. Begitu pula dengan daerah-daerah yang hanya berbeda jamnya saja maka ia pun tidak akan terlewatkan dari malam al-qadar kerana malam al-qadar ini bersifat umum mengenai semua negeri dan terjadi sepanjang malam hingga terbit fajar di setiap negeri-negeri itu.
Kerana tidak ada yang mengetahui bila jatuhnya malam al-qadar itu kecuali Allah swt maka cara yang terbaik untuk menggapainya adalah beriktikaf di sepuluh malam terakhir sebagaimana pernah dilakukan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya.
Ciri-ciri Orang Yang Mendapatkan Malam al-qadar

Didalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dai Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa melakukan qiyam malam al-qadar dengan penuh keimanan dan pengharapan (maka) dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.”
Juga doa yang diajarkan Rasulullah saw saat menjumpai malam al-qadar adalah ”Wahai Allah sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi Maaf, Engkau mencintai pemaafan kerana itu berikanlah maaf kepadaku.” (HR. Ibnu Majah)
Dari kedua hadis tersebut menunjukkan bahwa dianjurkan bagi setiap yang menginginkan malam al-qadar agar menghidupkan malam itu dengan berbagai ibadah, seperti : shalat malam, tilawah Al Qur’an, dzikir, doa dan amal-amal shaleh lainnya. Dan orang yang menghidupkan malam itu dengan amal-amal ibadah akan merasakan ketenangan hati, kelapangan dada dan kelezatan dalam ibadahnya itu kerana semua itu dilakukan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridho Allah swt.

0 comments:

Catat Ulasan

Related Posts with Thumbnails
 
Share